DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL
DAFTAR
ISI ............................................................................................. 1
BAB
I PENDAHULUAN ......................................................................... 2
A.
Latar
Belakang ............................................................................. 2
B.
Rumusan
Masalah ........................................................................ 2
C.
Tujuan ............................................................................................ 3
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Makanan
yang bergizi .................................................................. 4
B.
Gizi
balita ....................................................................................... 5
C.
Pemberian
Makanan Pada Balita ................................................ 11
D.
Anak
Susah Makan........................................................................ 12
E.
Pengaruh
Gizi Buruk Bagi Perkembangan Balita ....................... 15
BAB
III KESIMPULAN .......................................................................... 20
DAFTAR
PUSTAKA ................................................................................. 21
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makanan merupakan salah satu factor yang
mempengaruhi perkembangan individual. Hal ini terutama pada tahun-tahun pertama
ari kehidupan anak, makanan merupakan factor yang sangat penting bagi
pertumbuhan yang normal dari setiap individu. Oleh sebab itu, dalam rangka
perkembangan dan pertumbuhan anak menjadi sehat dan kuat , perlu memperhatikan
makanan, tidak saja dari segi kuantitas (jumlah) jumlah makanan yang dimakan,
melainkan juga dari segi kualitas (mutu) makanan itu sendiri. Makanan yang
banyak hanya akan mengenyangkan perut, tetapi gizi yang cukup akan dapat
menjamin pertumbuhan yang sempurna.
Pada balita, pemberian makanan yang
bergizi bermanfaat dalam mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangannya. Namun,
mekanan yang kurang gizi dapat berdampak buruk kepada balita yang mempengaruhi
perkembangan dan pertumbuhannya pula.
Dengan demikian jelas betapa makanan
mempunyai pengaruh besar bukan saja terhadap pertumbuhan jasmani manusia,
tetapi juga terhadap perkembangan jiwa.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa itu makanan yang bergizi baik?
2.
Gizi apa sajakah yang diperlukan balita?
3.
Apa manfaat gizi pada balita?
4.
Bagaimanakah dampak kekurangan gizi/gizi
buruk pada balita dan penyembuhannya?
C. Tujuan
1.
Mengetahui makanan yang bergizi
2.
Mengetahui gizi yang dibutuhkan balita
3.
Megetahui manfaat gizi pada balita
4.
Mengetahui dampak kekurangan gizi/gizi
buruk pada balita dan upaya penyembuhannya
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Makanan yang Bergizi
Makanan adalah bahan, biasanya berasal dari hewan dan
tumbuhan, dimakan oleh makhluk hidup untuk memberikan tenaga dan nutrisi.
Kecukupan makanan dapat dinilai dengan status gizi secara antropometri.
Setiap makhluk hidup membutuhkan makanan. Tanpa makanan,
makhluk hidup akan sulit dalam mengerjakan aktivitas sehari-harinya. Makanan
dapat membantu manusia dalam mendapatkan energy, membantu pertumbuhan badan dan
otak.
Setiap makanan memiliki kandungan gizi yang berbeda dan
mempunyai fungsi berbeda pula. Contoh kandungan gizi dan fungsinya serta contoh
makanan adalah sebagai berikut:
·
Karbohidrat
yang berfungsi sebagai sumber tenaga. Contohnya nasi, sagu, jagung, dan
singkong.
·
Protein
berfungsi untuk membantu pertumbuhan, baik otak maupun tubuh (protein nabati :
tumbuhan kacang-kacangan, protein hewani : daging ikan, telur).
·
Lemak
berfungsi sebagai cadangan makanan dan sebagai cadangan energy seperti terdapat
pada daging sapi, susu, yoghurt, dan alpukat.
·
Vitamin
berfungsi mengatur metabolism serta melidungi sel dari kerusakan. Berasal dari
misalnya buah-buahan.
·
Mineral
(fosfor, kalsium, natrium, dll) berfungsi untuk pembentukan jaringan tubuh dan
pengendali proses-proses fisiologik. Misalnya berasal dari susu,
kacang-kacangan, mentega, garam, dll.
B.
Gizi Balita
Gizi Balita dalam pertumbuhan yang baik tidaklah hanya bersifat
fisik tetapi juga mental dan intelektualitas, sehingga proses pertumbuhan
tersebut lazim disebut bukan saja sebagai proses pertumbuhan tetapi sebagai
proses tumbuh-kembang.
Menurut dr. Soedjatmiko. Agar proses tumbuh-kembang dapat berjalan dengan optimal,
seorang anak harus mendapatkan pemenuhan gizi balita dari 3 kebutuhan
pokoknya, yaitu:
1.
Pertama
adalah kebutuhan fisik-biologis, berupa kebutuhan akan nutrisi (ASI, Makanan
Pengganti ASI/MP-ASI), imunisasi, serta kebersihan fisik dan lingkungan.
2.
Kedua
adalah kebutuhan emosi berupa kasih kasih sayang, rasa aman dan nyaman,
dihargai, diperhatikan, serta didengar keinginan dan pendapatnya. Kebutuhan ini
memiliki peran yang sangat besar pada kemandirian dan kecerdasan emosi anak.
“Oleh sebab itu perbanyaklah memberi limpahan kasih sayang dan kegembiraan bagi
anak,” Jelas dr. Soedjatmiko.
3.
Ketiga
yang tak kalah penting adalah kebutuhan akan stimulasi yang mencakup aktivitas
bermain untuk merangsang semua indra, mengasah motorik halus dan kasar, melatih
ketrampilan berkomunikasi, kemandirian, berpikir dan berkreasi. Stimulasi ini
harus diberikan sejak dini karena memiliki pengaruh yang besar pada ragam
kecerdasan atau multiple intelligences.
Ketiga kebutuhan gizi balita tersebut merupakan kebutuhan pokok yang saling
terkait. Satu kebutuhan bukanlah substitusi kebutuhan yang lain, oleh sebab itu
ketiga gizi balita tersebut harus terpenuhi untuk mencapai perkembangan otak dan pertumbuhan anak yang optimal.
Karena apabila kebutuhan gizi balita berupa
fisik-biologis tak tercukupi, tentu anak jadi sering sakit dan perkembangan
otaknya pun tak optimal. Lalu kalau kebutuhannya akan kasih sayang tak
tercukupi, kecerdasan emosinya juga relatif rendah. Sedangkan jika stimulasi
bermainnya kurang bervariasi, perkembangan kecerdasannya juga kurang seimbang.
Jadi, asupan gizi balita yang diberikan
haruslah seimbang.
1. Pentingnya asupan Gizi Bagi Balita
Asupan gizi
balita haruslah diperhatikan, terutama dalam 5 tahun pertama dalam
kehidupannya karena asupan gizi balita pada masa itu adalah
yang penting dan akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak
selanjutnya.
Pada 3 tahun pertama
kehidupan, gizi balita berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan
sel-sel otak masih berlangsung dan terjadi pertumbuhan serabut-serabut saraf
dan cabang-cabangnya sehingga terbentuk jaringan saraf dan otak yang kompleks.
Gizi balita yang cukup akan mempengaruhi
segala kinerja otak, yaitu:
ü Kemampuan belajar berjalan,
ü Mengenal huruf,
ü Bersosialisasi atas pengaruh jumlah
dan pengaturan hubungan-hubungan antarsel saraf.
Sedangkan perkembangan kemampuan bicara dan bahasa,
kreativitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat
dan merupakan landasan perkembangan berikutnya.
2.
Komposisi Asupan Gizi Pada Balita
Menurut Marzuki Iskandar, STP. MTP seorang ahli gizi balita mengungkapkan: “kunci
asupan zat gizi balita yang baik adalah makanan yang sehat dan
bervariasi.
Agar gizi
balita melalui makanan anak setiap harinya dapat memenuhi kebutuhan
perkembangan kecerdasan dan pertumbuhan fisik yang optimal, maka komposisi makanan
haruslah terdiri atas 55-67% karbohidrat, 20-30% lemak, dan 13-15% protein
agar gizi balita terpenuhi. “Konkretnya gizi balita berupa 3-4 porsi nasi
atau penggantinya seperti bihun, mi atau roti yang merupakan sumber zat tenaga.
Sumber zat pembangun diperoleh dari 4-5 porsi lauk-pauk
ditambah sumber zat pengatur berupa vitamin dan mineral yang terdiri dari 2-3
porsi sayur dan buah,” jelas Marzuki.
Komposisi gizi balita
melalui makanan tersebut akan disempurnakan dengan kehadiran susu sebagai
sumber zat tenaga yang juga mengandung berbagai komponen gizi balita yang penting,
seperti DHA, AA, Sialic Acid, Sphingomyelin, protein, vitamin, dan mineral.
Kandungan gizi balita yang
terdiri dari:
a.
DHA
dan AA merupakan asam lemak rantai panjang tak jenuh ganda sebagai komponen
utama pembentuk otak dan retina mata. DHA dan AA juga berperan penting dalam
mengoptimalkan fungsi membran sel otak, retina mata, serta proses metabolisme
sel-sel syaraf dalam otak.
b.
Sialic
acid (SA), bagian dari ganglion otak, berdasarkan penelitian memiliki peran
penting dalam proses pembelajaran dan pembentukan daya ingat anak.
c.
Sphingomyelin
adalah suatu kandungan lemak di dalam otak, berperan sebagai kerangka penyusun
membran sel serta banyak fungsi lainnya. Sphingomyelin berperan juga dalam
pembentukan lapisan pelindung myelin, dimana myelin berfungsi untuk mempercepat
rangsangan dari sel syaraf yang satu ke sel syaraf lainnya guna mengoptimalkan
kemampuan otak dalam mengirim pesan.
Oleh sebab itu pemenuhan gizi balita dalam
pemilihan susu, penting sekali untuk memilih susu yang mengandung zat-zat yang
penting bagi pertumbuhan otak tersebut. Tentu saja tujuannya agar gizi balita
Anda terpenuhi dan balita dapat tumbuh secara otimal, baik secara fisik maupun
intelektual.
·
Menentukan berat badan ideal balita
menggunakan rumus:
ü BBI = (Usia dalam tahunan X 2) + 8
·
Menentukan Estimasi Kebutuhan Energi
dan Gizi Total Perhari menggunakan rumus:
ü Keb. Energy = 1000 + (100 x usia
dalam tahunan)
ü Keb. Energy usia 1 – 3 tahun = 100
kalori/kgBBI
ü Keb. Energy usia 4 – 5 tahun = 90
kalori/kg BBI
ü Keb. Protein ; (10% x total energy
harian) : 4 = x gram
ü Keb. Lemak ; (20% x Total energy harian) : 9 = x gram
ü Keb. Kabohidrat ; total energy –
keb. Protein dan lemak.
3.
Panduan memberikan makanan pada
balita (0-12 bulan)
a. Pemberian ASI
ü Usia 0 : Pemberian kolostrum (IgG)
pada saat bayi baru dilahirkan. Kolostum adalah cairan pra-ASI yang dihasilkan
dalam 24-36 jam pertama pasca persalinan. Kolostrum mengandung gizi yang baik
untuk bayi yaitu karbohidrat, protein dan sedikit lemak. Berfungsi sebagai
suplai kekebalan (imun) dan penyuplai nutrient yang sempurna bagi bayi
ü Usia 0-3 bulan: pemberian
116kcal./kg. 18-32 ons ASI eklusif.
ü Usia 4-6 bulan: pemberian 28-40 ons
ASI.
ü Usia 7-9 bulan : pemberian 24-36 ons
ASI
ü Usia 10-12 bulan : pemberian 18-30
ons ASI
b. Sereal
ü 0-3 bulan: tidak ada
ü 4-6 bulan:1/4-1/2 cangkir sereal
ü 7-9 bulan: 1-2 cangkir (pure
kentang, pasta, nasi, roti, kerupuk yang lembut)
ü 10-12 bulan : 3-4 ½ cangkir
c. Buah-buahan/Jus
ü 0-3 bulan : tidak ada
ü 4-6 bulan: ¼-1/2 cangkir bubur
ü 7-12 bulan : buah-buahan segar ½-1
cangkir bubur, seperti pisang
d. Daging, Unggas, telur, ikan, kacang
kering yang dimasak, dll
ü 0-5 bulan: tidak ada
ü 6-8 bulan:1-2 sendok makan bubur
ü 9-12 bulan: 1/4-1/2 cangkir
e. Yoghurt
ü 0-5 bulan = tidak ada
ü 6-12 bulan: 1-2 sendok makan / hari
setelah usia 6 bulan
f.
Air
ü 0-5 bulan: tidak perlu kecuali cuaca
sedang sangat panas dan bayi diare
ü 6-12 bulan: sesering bayi akan minum
g. Suplemen
ü Besi = 4-12 bulan bayi membutuhkan
sekitar 1 mg paling banyak 10 mg per hari.
h. Vitamin D
Diperlukan
jika bayi tidak terkena sinar matahri. 300 IU perhari selama 0-6 bulan dan 600
IU perhari selama 6-12 bulan.
i.
Vitamin
B12
Dibutuhkan
bayi jika ibu adalah vegan (vegetarian ketat)
Dalam
membeli bahan makanan yang berkemasan/cepat saji sebaiknya si ibu memeriksa
kualitas product dan mengetahui berapa banyak dosis/suplay makanan yang
dibutuhkan bayi.
C.
Pemberian Makanan Pada Balita
Syarat pemberian makanan pada
balita:
1. Diberikan secara bertahap sesuai
dengan kondisi anak balita
2. Kalori tinggi, bertahap mulai dari
50 kkal/kg BB tinggi 150 – 300 kkal/kg BB sehari
3. Protein tinggi, bertahap mulai dari
1 gram/kg BB hingga 3 – 5 gram/kg BB sehari
4. Banyak cairan terutama diare, jumlah
cairan 200 mi/kg BB sehari. Bentuk makanan sesuai keadaan : cair, lumat, lunak,
dan biasa.
Tahap
pemberian makanan pada anak balita gizi buruk ada tiga tahap yaitu tahap
penyesuaian, pertumbuhan, lanjutan.
1.
Tahap
penyesuaian
Diberikan selama 1-2 minggu atau lebih
tergantung pada kemampuan balita menerima dan mencerna. Kalori diberikan mulai
dari 50 kkal/kg BB.
Sumber protein utama susu, diberikan
secara bertahap dengan keenceran 1/3, 2/3, 3/3, masing-masing tahap selama 2-3
hari.
Jika berat badan kurang dari 7 kg,
makanan yang harus diberikan berupa makanan yang dimodifikasi ( bubur susu ).
Secara berangsur diberikan makanan lunak.
Jika berat badan 7 kg atau lebih,
makanan yang diberikan seperti untuk anak 1 tahun: dengan bentuk makanan sesuai
kondisi.
2.
Tahap
penyembuhan
Bila
nafsu makan dan toleransi terhadap makanan bertambah baik, secara berangsur
pemberian makanan ditingkatkan.
3.
Tahap
lanjutan
Dapat
diberikan makanan biasa. Pada tahap ini harus cukup energi, protein dan zat
gizi lainnya yang mengandung antara 1100-1500 kalori dan 25-50 gram protein per
hari.
D.
Anak Susah Makan
Pemberian
makan pada anak memang sering menjadi masalah buat orangtua atau pengasuh anak.
Keluhan tersebut sering dikeluhkan orang tua kepada dokter yang merawat
anaknya. Faktor kesulitan makan pada anak inilah yang sering dialami oleh
sekitar 25% pada usia anak, jumlah akan meningkat sekitar 40-70% pada anak yang
lahir prematur atau dengan penyakit kronik. Hal ini pulalah yang sering membuat
masalah tersendiri bagi orang tua, bahkan dokter yang merawatnya. Penelitian
yang dilakukan di Jakarta menyebutkan pada anak prasekolah usia 4-6 tahun,
didapatkan prevalensi kesulitan makan sebesar 33,6%. Sebagian besar 79,2% telah
berlangsung lebih dari 3 bulan
Kesulitan
makan karena sering dan berlangsung lama sering dianggap biasa. Sehingga
akhirnya timbul komplikasi dan gangguan tumbuh kembang lainnya pada anak. Salah
satu keterlambatan penanganan masalah tersebut adalah pemberian vitamin tanpa
mencari penyebabnya sehingga kesulitan makan tersebut terjadi berkepanjangan.
Akhirnya orang tua berpindah-pindah dokter dan berganti-ganti vitamin tapi
tampak anak kesulitan makannya tidak membaik. Sering juga terjadi bahwa
kesulitan makan tersebut dianggap dan diobati sebagai infeksi tuberkulosis yang
belum tentu benar diderita anak.
Dengan
penanganan kesulitan makan pada anak yang optimal diharapkan dapat mencegah
komplikasi yang ditimbulkan, sehingga dapat meningkatkan kualitas anak
Indonesia dalam menghadapi persaingan di era globalisasi mendatang khususnya.
Tumbuh kembang dalam usia anak sangat menentukan kualitas seseorang bila sudah
dewasa nantinya.
Penyebab kesulitan makanan itu sangatlah banyak.
Semua gangguan fungsi organ tubuh dan penyakit bisa berupa adanya kelainan
fisik, maupun psikis dapat dianggap sebagai penyebab kesulitan makan pada anak.
Kelainan fisik dapat berupa kelainan organ bawaan atau infeksi bawaan sejak
lahir dan infeksi didapat dalam usia anak.
Secara umum penyebab umum kesulitan makan pada anak
dibedakan dalam 3 faktor, diantaranya adalah hilang nafsu makan, gangguan
proses makan di mulut dan pengaruh psikologis.
a. Hilangnya Nafsu Makan
Pengaruh hilang atau berkurangnya
nafsu makan tampaknya merupakan penyebab utama masalah kesulitan makan pada
anak. Pengaruh nafsu makan ini bisa mulai dari yang ringan (berkurang nafsu
makan) hingga berat (tidak ada nafsu makan).
b. Gangguan Fungsi pencernaan
Berkurang atau hilangnya nafsu
makan ini sering diakibatkan karena gangguan fungsi saluran cerna khususnya
anak dengan gangguan mual, mudah muntah dan gangguan buang air besar
c.
Gangguan proses makan atau gangguan oral motor
Proses makan terjadi mulai dari
memasukkan makan dimulut, mengunyah dan menelan. Keterampilan dan kemampuan
koordinasi pergerakan motorik kasar di sekitar mulut sangat berperanan dalam
proses makan tersebut. Pergerakan morik tersebut berupa koordinasi gerakan
menggigit, mengunyah dan menelan dilakukan oleh otot di rahang atas dan bawah,
bibir, lidah dan banyak otot lainnya di sekitar mulut. Gangguan proses makan di
mulut atau gangguan oral motor tersebut seringkali berupa gangguan mengunyah
makanan.
d.
Gangguan psikologis
Gangguan pskologis bisa dianggap
sebagai penyebab bila kesulitan makan itu waktunya bersamaan dengan masalah
psikologis yang dihadapi. Bila faktor psikologis tersebut membaik maka gangguan
kesulitan makanpun akan membaik. Untuk memastikannya kadang sulit, karena
dibutuhkan pengamatan yang cermat dari dekat dan dalam jangka waktu yang cukup
lama. Karenanya hal tersebut hanya mungkin dilakukan oleh orang tua bekerjasama
dengan psikater atau psikolog.
Cara
Mengatasi Anak Susah Makan
a.
Jika anak sudah semakin besar, orang tua harus memberikan
suasana makan yang menyenangkan untuk anak.
b.
Menvariasikan menu makan anak. Hal ini dilakukan agar
tidak mudah merasa bosan.
c.
Berikan makanan selingan untuk anak anda. Memberikan makanan
selingan pada anak dapat membantu untuk memenuhi kebutuhan gizi terutama bagi
anak yang susah makannya. Namun tentunya kita harus memperhatikan kandungan
gizi pada makanan selingan tersebut agar tetap memperhatikan kehigienisan
makanan dan juga kandungan vitamin atau gizinya. Jangan sampai anak diberikan
makanan snack-snack yang mengandung pewarna dan penyedap rasa yang akan
membahayakan kesehatan anak.
d.
Orang tua harus menghindari gaya memaksa dan mengancam
dalam menyuruh anak untuk makan. Untuk anak selalu gunakan gaya persuasi atau
mengajak dengan membujukanya dan gunakan nada suara yang lembut serta jelaskan
arti pentingnya makan untuknya. Supaya anak lebih semangat
dalam makan, maka libatkanlah anak Anda untuk menyiapkan makanannya sendiri.
Selain mengenalkan jenis makanan yang bisa dikonsumsi, kegiatan ini juga cukup
menyenangkan.
e.
Gunakan piranti saji dengan bentuk dan warna yang menarik
seperti bentuk miki mouse, bentuk bebek dan bentuk-bentuk menarik lainnya.
Pilih piranti berlabel food grade sehingga aman dan tidak mencemari makanan
anak anda. Berikan makan secara sedikit demi sedikit, tetapi usahakan sesering
mungkin. itulah point terakhir dari cara mengatasi anak susah makan
E.
Pengaruh
Gizi Buruk Bagi Perkembangan Balita
Gizi buruk pada anak balita disebut juga kurang energi
protein, ditandai dengan kondisi berat badan kurang dari berat seharusnya. (berat
badan pada KMS berada dibawah garis merah atau pita kuning bagian bawah).
Berbagai hasil penelitian mengungkapkan bahwa kurang gizi
yang berlangsung sangat cepat pada waktu pertumbuhan, membawa akibat tingkah
laku yang tidak normal pada anak tersebut, yaitu: Anak menjadi tidak responsif,
sulit berkomunikasi dan tidak energik.
Hasil uji kecerdasan menunjukan bahwa anak tersebut tidak
saja mempunyai IQ yang rendah, tetapi kemampuan belajar dan kemampuan akademiknya
juga rendah. Apabila keadaan kurang gizi cukup berat maka efek negatif ini bisa
menetap hingga dewasa. Tetapi apabila tidak berat makafungsi kecerdasan ini
dapat diperbaiki dengan bertambah baiknya keadaan gizi anak.
Jenis-jenis
gizi buruk:
1) Kwashiorkor, dengan ciri-ciri: Edema
(pembengkakan tubuh, pandangan mata sayu, rambut kemerahan dan mudah dicabut
tanpa rasa sakit, perubahan statul mental (apatis dan rewel), terjadi
pembesaran hati, otot mengecil, kelainan kulit, disertai penyakit infeksi yang
umum dan akut, anemia dan diare.
2) Marasmus, dengan ciri-ciri: badan
Nampak kurus, wajah seperti orang tua, mudah menangis, rewel, kulit menjadi
keriput. Jaringan lemak subkutis sangat sedikit, perut cekung, penyakit infeksi
yang kronis, diare kronik dan susah buang air.
3) Marasmic- kwashiorkor, dengan
ciri-ciri gabungan dari kedua jenis di atas.
4) Obesitas, dengan ciri-ciri:
kelebihan kalori, akumulasi jaringan lemak berlebihan.
Pencegahan gizi buruk pada anak di
antaranya:
1) Memberikan ASI ekslusif (hanya ASI)
sampai anak berumur 6 bulan setelah itu diberi makana pendamping ASI sesuai
tingkatan umur, lalu disapih setelah umur 2 tahun.
2) Diberikan makanan yang bervariasi,
seimbang antara kandungan protein, lemak, mineral, dan vitaminnya.
3) Rajin menimbang dan mengukur tinggi
anak dengan mengikuti program posyandu.
4) Jika anak diharuskan masuk rumah
sakit akibat gizi buruk, maka ibu harus tanggap dalam menanyakan jenis makanan
yang harus diberikan.
Jika anak telah menderita kekurangan gizi, maka segera berikan
kalori yang tinggi dalam bentuk karbohidrat, lemak dan gula.
Pengaruh
kurang gizi pada tumbuh kembang anak antara lain :
a. Pada pertumbuhan anak : berat badan
tidak sesuai dengan umur, tinggi badan tidak sesuai dengan umur, berat badan
tidak sesuai dengan tinggi badan, lingkar kepala dan lingkar lengan kecil.
b. Pada perkembangan anak : berat,
besar otak tidak bertambah, tingkah laku anak tidak normal, tingkat kecerdasan
menurun.
Penyebab
timbulnya gizi buruk, umumnya:
a. Factor sosial, rendahnya pengetahuan
masyarakat tentang pentingnya makanan bergizi bagi pertumbuhan anak.
b. Factor kemiskinan, rendahnya
pendapatan masyarakat menyebabkan kebutuhan paling mendasar sering kali tidak
bisa terpenuhi.
c. Laju pertumbuhan penduduk yang tidak
diimbangi dengan bertambahnya ketersediaan bahan pangan.
d. Infeksi, disebabkan oleh rusaknya
beberapa fungsi organ tubuh sehingga tidak bisa menyeap zat-zat makanan
e. Kurang makan makanan yang bergizi
dalam waktu yang lama
Anak yang
mengalami gangguan dan kesehatan gizi (pada anak gagal tumbuh) memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
1) Kegagalan mencapai tinggi dan berat
badan ideal
2) Hilangnya lemak di bawah kulit
secara signifikan
3) Berkurangnya massa otot
4) Infeksi berulang
Pengobatan
anak gizi buruk:
1) Pada stadium ringan dengan perbaikan
gizi
2) Pengobatan pada stadium berat
cenderung lebih kompleks karena masing-masing penyakit harus diobati satu
persatu.
Keadaan
gizi anak sejak dalam kandungan dan masa bayi juga membawa pengaruh pada proses
tumbuh kembang. Apabila semasa dalam kandungan, si Ibu mengalami kurang gizi,
maka kemungkinan besar proses tumbuh kembang bayi di dalam kandungan juga
terganggu, pada masa bayi, ternyata anak yang diberi ASI secara ekslusif
memberikan gambaran kembang tumbuh yang lebih optimal dibandingkandengan bayi
yang tidak diberikan ASI.
Zat gizi
yang mengandung karbohidrat/energi/kalori, protein dan zat besi memperlihatkan
pengaruh nyata pada pertumbuhan anak. Asupan makanan yang mengandung gizi
seimbang pada masa balita memberikan efek yang baik bagi proses tumbuh kembang
anak.
BAB III
KESIMPULAN
Setelah membaca uraian panjang mengenai GIZI pada balita,
dapat dipahami bahwa gizi merupakan kebutuhan pokok dan penting bagi
pertumbuhan dan pekembangan balita. Oleh karena itu, pemberian gizi pada balita
haruslah memperhatikan angka kebutuhan gizi dan pemberian gizi yang seimbang
dan orang tua harus cepat tanggap dalam menangani kebutuhan asupan gizi pada
anaknya.
DAFTAR
PUSTAKA
Desmita. 2009. Psikologi
Perkembangan Pesrta Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya
Widodo Judarwanto. Picky Eaters and
Grow Up Clinic, Jakarta Indonesia dalam http://wikipedia.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar